Istilah strategi komunikasi dan taktik komunikasi tidak asing bagi para pelaku komunikasi. Apa bedanya?
BELITUNG, HUMASINDONESIA.ID – Di hadapan peserta workshop Indonesia DEI & ESG Awards (IDEAS) 2023 di Belitung, Kamis (3/8/2023), Verlyana Hitipeuw, CEO & Principal Consultant Kiroyan Partners, menitikberatkan pada perbedaan antara strategi dengan taktik komunikasi. Dua istilah tidak asing bagi para pelaku komunikasi atau humas.
Menurut perempuan yang karib disapa Veve itu, ada perbedaan mendasar antara strategi dengan taktik komunikasi. Definisi strategi komunikasi adalah rencana besar yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi jangka panjang. Sementara taktik komunikasi merupakan langkah-langkah spesifik yang diambil untuk melaksanakan strategi komunikasi.
“Strategi komunikasi cakupannya lebih luas, sementara taktik merupakan bagian dari strategi komunikasi,” kata Veve yang hari itu membawakan tema bertajuk “Developing DEI Communication Strategy” ini.
Pada saat membuat strategi komunikasi, humas harus menetapkan tujuan dari program komunikasi dengan kurasi waktu yang jelas. Misalnya, tujuan program adalah untuk meningkatkan kesadaran merek dan penjualan produk sebesar 50% dalam target enam bulan pertama.
Strategi komunikasi selanjutnya diturunkan ke dalam taktik komunikasi berupa langkah-langkah mengenai cara-cara yang dilakukan untuk dapat mencapai tujuan komunikasi. Contohnya, memasang iklan, desinimasi informasi di media sosial, berkolaborasi dengan key opinion leader (KOL) maupun influencer, dan lain sebagainya.
Gunakan PESO Model
Saat hendak melancarkan taktik komunikasi, Veve menyarankan agar humas menggunakan PESO Model. Ini adalah kerangka kerja yang digunakan dalam taktik komunikasi untuk mengintegrasikan berbagai saluran komunikasi yang berbeda. Sehingga, dapat menciptakan dampak yang lebih besar dan konsisten.
PESO mewakili empat jenis saluran, yakni paid media, earned media, shared media, dan owned media. Paid media atau media berbayar seperti iklan cetak, televisi, google ads, dan sebagainya. Sementara earned media meupakan eksposur yang diperoleh oleh perusahaan melalui media dan sumber pihak ketiga tanpa adanya biaya langsung, Contohnya, liputan oleh wartawan dan ulasan produk dari pihak eksternal.
Shared media adalah taktik komunikasi yang melibatkan interaksi dengan audiens melalui platform media sosial dalam unggahan konten. Interaksi tersebut bisa berupa komentar, suka (likes), maupun share. Adapun owned media mencakup aset komunikasi yang dimiliki dan dikelola oleh perusahaan. Misalnya, laman perusahaan, media sosial resmi perusahaan, newsletter, dan sebagainya. (AZA)