Intip Kisah Sukses Kampanye Digital BTS

Share post
BTS dan UNICEF saat mengkampanyekan "Love Myself". Foto: thejakartapost.com

Samar namun efektif. Area bermain strategi komunikasi berwujud kampanye dapat dilakukan secara digital.

YOGYAKARTA, HUMASINDONESIA.ID – Siapa yang tidak kenal dengan BTS. Grup boy band asal negeri gingseng tersebut tengah digandrungi kaum hawa, tidak hanya di negara asalnya, tapi juga Indonesia dan bahkan negara-negara di Eropa. Kesuksesan BTS tidak hanya berdampak di industri musik saja. BTS mampu memperlihatkan nilai dan membawa pengaruh baik di berbagai sektor. Seperti salah satunya melalui kampanye “Love Myself”, BTS menunjukkan pesan agar orang-orang peduli akan kesehatan mental dengan cara mencintai diri sendiri.

Kampanye “Love Myself” sendiri sebenarnya sudah berlangsung sejak 1 November 2017. UNICEF menggandeng BTS sebagai wajah “Duta Besar Goodwill UNICEF” yang menyuarakan pesan untuk mencintai diri sendiri dan anti-bullying. Kampanye “Love Myself” diselaraskan dengan sejumlah makna yang terkandung dalam lagu-lagu BTS di serial album Love Yourself. Tidak hanya menyasar Korea Selatan, kampanye ini bersifat global dan menargetkan seluruh anak dan remaja di dunia.

Strategi BTS mengkampanyekan nilai untuk mencintai diri sendiri dan antibullying itu tidak hanya berkutat pada saat BTS menggelar tur. BTS dan UNICEF secara berkala mempromosikan kampanyenya melalui media sosial. Hasilnya menakjubkan. Menurut laporan utama UNICEF, The state of the worlds Children 2021, kampanye tersebut telah menghasilkan hampir lima juta tweet dan lebih dari 50 juta keterlibatan seperti jumlah likes, retweet, balasan, dan komentar.

Kampanye tersebut juga berhasil mengumpulkan donasi sekitar 3,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 51,2 miliar. Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk mengakhiri kekerasan kepada anak-anak dan remaja, serta mendukung mereka untuk berjuang secara mental dan fisik dari kekerasan yang pernah dialami.

Kampanye yang dilakukan oleh BTS tidak hanya membawa output semata. Outcome yang dihasilkan juga tidak main-main. Seperti salah satunya, hasil penelitian yang dilakukan oleh Ambar Wulan Tristianingrum tahun 2019 yang berjudul “Efektivitas Kampanye Love Myself dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Komunitas ARMY di Medan”. Disebutkan bahwa komunitas ARMY di Medan tidak hanya menjadi lebih percaya diri dan menerima dirinya sendiri, tetapi sebagian besar anggotanya bahkan ikut turun andil mengikuti gerakan-gerakan sosial.

Strategi BTS

Kesuksesan kampanye “Love Myself” yang dilakukan oleh BTS dan UNICEF sebenarnya dapat dijadikan sebagai referensi oleh korporasi maupun organisasi menyajikan strategi serupa. Janette Maria Pinariya, Wakil Rektor 1 LSPR mencoba membedah strategi kampanye BTS dan UNICEF tersebut hingga bisa mendulang kesuksesan. Menurutnya, terdapat lima branding atas kampanye yang dilakukan oleh BTS.

Pertama, teguh pada keyakinan. Visi yang dibawa oleh BTS dalam membawa nilai antibullying mendapat respek yang luar biasa dari audiens karena menarik empati. Kedua, mendengarkan audiens. “Mendengarkan audiens adalah bagian penting agar kita bisa menentukan objektif dan rencana komunikasi yang akan kita bangun,” ujar Janette ketika berbicara di  acara workshop Anugerah HUMAS INDONESIA, Kamis (27/10/2022) lalu di kota Malang.

Ketiga, membangun kedudukan baru. Maksudnya adalah agar tujuan komunikasi dari sebuah perusahaan unik dan berbeda daripada perusahaan lain sehingga mampu menggaet audiens lebih banyak. “Bahkan setiap perguruan tinggi negeri pasti berbeda tujuan yang ingin dicapai kepada publik. UI dengan IPB pasti berbeda. UNJ dan UNY juga berbeda,” tuturnya.

Keempat, be relatable. Menurut Janette, kampanye yang baik adalah apabila topik yang dibawakan sesuai dengan isu yang tengah terjadi. Kelima, menggunakan warna dalam membangun strategi untuk brand. Warna yang dipakai akan menempel sebagai identitas brand. “Menggunakan warna yang menarik dan indah, bisa membangun branding yang baik juga,” pungkasnya seraya menganjurkan. (AZA)


Share post

Tentang Penulis
Humas

Humas