Selain dikenal sebagai praktisi komunikasi yang andal, Haviez Gautama, Head of Corporate Communications Harita Nickel, juga dikenal sebagai pakar stakeholder management. Keahlian itu disematkan kepada pria yang hobi diving ini dari pengalamannya selama lebih dari 18 tahun berkecimpung di dunia komunikasi dari berbagai sektor dan industri, mulai dari agensi, perbankan, migas, yayasan filantropi, hingga tambang.
Menurutnya, inti peran strategis public relations (PR) dalam komunikasi korporat terletak pada kemampuannya melakukan stakeholder management. Tanpa perencanaan matang dan penentuan prioritas yang tepat, PR bagaikan menembak secara membabi buta.
Kepada Ratna Kartika, Anjar Mahardhika, dan M. Yamin dari PR INDONESIA, di kantornya, Jakarta, Jumat (23/2/2024), pria lulusan STIE Perbanas itu juga menekankan pentingnya PR menggali cerita dan menjadi storyteller yang baik agar dapat menyampaikan pesan serta mampu memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan bisnis perusahaan. Berikut cerita selengkapnya.
Apa kabar?
Kabar baik, alhamdulillah.
Bagaimana pendapat Anda tentang meningkatnya popularitas nikel belakangan ini, terutama setelah pemerintah menghentikan ekspor bijih nikel dan mendorong hilirisasi?
Tambang, smelter, dan produk turunan nikel sedang menjadi primadona, setelah pemerintah menghentikan ekspor bijih nikel untuk fokus pada hilirisasi. Hal ini didorong oleh tren kendaraan listrik yang membuat kebutuhan baterai kian melambung, dan nikel merupakan salah satu bahan bakunya.
Selama ini, nikel dikenal sebagai bahan baku stainless steel atau baja nirkarat. Namun, bijih nikel kadar rendah, atau yang disebut limonit, merupakan komponen penting sebagai bahan baku untuk baterai berbasis nikel yang digunakan pada kendaraan listrik.
Indonesia memiliki potensi besar dalam industri nikel, salah satunya di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Di sana, penambangan nikel tidak perlu penggalian dalam, cukup mengeruk bukit dengan konsep open mining. Saat ini, cadangan nikel di Indonesia diprediksi mencapai 55 juta metrik ton pada 2023 atau 42,3% dari total cadangan nikel global, sekaligus yang terbesar di dunia.