Menggaet Stakeholder, Mengomunikasikan Dampak

Share post
Mengomunikasikan dampak menjadi bagian dari aktivitas kehumasan. Foto: Shutterstock

Kontribusi sosial yang dilakukan perusahaan atau organisasi perlu dikomunikasikan dengan strategi komunikasi yang tepat.

JAKARTA, HUMASINDONESIA.ID - Public relations (PR) atau humas penting untuk mengomunikasikan dampak sosial (social impact) yang dikontribusikan oleh organisasi atau perusahaan kepada publik. Hal ini disampaikan Verlyana Hitipeuw, CEO & Principal Consultant at Kiroyan Partners, Kamis (29/9/2022) kepada HUMAS INDONESIA.

Perempuan yang juga seorang dosen PR di Swiss German University, Tangerang, ini menyebutkan beberapa faktornya. Apabila organisasi mengomunikasikan kinerja yang mereka lakukan, lantas didukung oleh validasi yang didasarkan dari pengalaman publik, hal itu memperkuat dukungan stakeholder kepada perusahaan.

“Dukungan stakeholder sangat penting untuk kelangsungan organisasi. Perusahaan bisa saja punya izin usaha tapi tanpa social license (izin sosial) maka operasi bisnisnya mungkin bisa terganggu,” sebutnya melalui saluran WhatsApp.

Dampak sosial ini juga bertaut erat dengan latar belakang pemilihan isu sosial yang diambil. Kemudian perusahaan merancang strategi komunikasi dan solusi yang hendak diupayakan. Di sinilah humas mengoptimalkan pesan-pesan kepada publik yang disasar.

Menurutnya, humas dapat menceritakan nilai yang dibawa kepada publik, selanjutnya memilih model paid, earned, shared, owned (PESO) channel dalam memasarkannya. Selain mengemas nilai perusahaan secara kreatif, humas dapat memahami audiens dengan menggunakan saluran komunikasi yang tepat. “Jangan sampai humas sudah buat macam-macam kegiatan tetapi ternyata salah sasaran. Humas perlu berkomunikasi secara efektif dan efisien. Artinya, dengan sumber daya yang dimiliki, pesan kita dapat diterima oleh audiens yang tepat, lewat saluran atau kanal yang tepat dan di waktu yang juga tepat,” tutupnya.

Komunikasi Jadi Kunci

Ari Widowati, Director of Basic Education Program Tanoto Foundation, turut meyakini strategi komunikasi menjadi kunci dalam keberlanjutan usaha. Utamanya dampak sosial yang telah dilakukan suatu lembaga. Itu disampaikannya Kamis (29/9/2022) melalui Zoom Meeting dalam acara DBS Foundation bertema Strenghtening Impact Communication to Achieve Social Mission.

Sebagai tokoh yang bekerja di lembaga filantropi, dirinya mengoptimalkan capaian perusahaan lewat komunikasi. Tak dimungkiri kesadaran pemangku kepentingan akan isu pemberdayaan kian kuat. Maka tantangan dalam mengomunikasikan dampak sosial semakin besar, apalagi untuk membangun kepercayaan publik dan mendapatkan pendanaan. Ia menegaskan, “Strategi komunikasi itu dibuat untuk mencapai tujuan. Tujuan kami adalah membangun pendidikan secara gotong royong dengan melibatkan audiens terdiri dari masyarakat, pemerintah, dan private sector.”

Melalui strategi komunikasi juga, ia dan tim dapat melaporkan kemajuan dampak sosial kepada stakeholder. Mulai dari memberi input kebijakan kepada pemerintah, diseminasi informasi untuk memperluas penerima manfaat, hingga mengadvokasi kebijakan pemerintah. Strategi komunikasi itu dilakukannya berdasarkan preferensi audiens, sehingga nantinya pesan dalam mengomunikasikan dampak kepada publik mudah dievaluasi.

Ia menyinggung peranan media cetak dan media online yang secara aktif mempublikasi karya-karya guru yang terlibat dalam program lembaganya. Termasuk bekerja sama dengan institusi di bidang komunikasi dalam memilih platform untuk mendiseminasi informasi. (RES)


Share post

Tentang Penulis
Humas

Humas